Bismillahirrahmanirrahiim..
Assalamu’alaikum..
Terima kasih sudah menyempatkan untuk mengunjungi blog ini.
Kali ini saya ingin
berbagi cerita mengenai pengalaman berjilbab saya.
Dulu, pakaian saya, baik di rumah maupun di luar rumah hanyalah
celana dan kaos ditambah dengan topi. Baik di acara formal maupun hanya hang
out sama teman, yaa begitulah penampilan saya. Sering juga dimarahin sama bapak
“Kamu itu wedo’! Bo’ yo pake baju sing bener!”
Mau pake baju yang bener gimana? Wong jaman sekarang baju
kekurangan bahan semua. Ada celana cuma sampe atas lutut, ada lagi kaos yang
bolong bolong. Ckckck emang ada yang beli begituan ya? Katanya sih baju-baju
begitu lagi nge trend. Coba pikir lagi, malahan, baju-baju yang -maaf,
baju-baju yang membuka aurat seperti itu dipakai waktu zaman jahiliyah.
Sekarang ini memang zaman edan. Gimana bangsa kita mau maju kalau generasi
mudanya meniru hal yang tidak sepatutnya dicontoh? Tapi Alhamdulillah, masih
ada remaja yang mau menjaga kehormatannya, menjaga auratnya dengan cara
berjilbab.
Back to the topic, saya emang nyaman sih sama pakaian saya yang
gak ribet itu.. tapi kok temen-temen mikirnya dengan cara berpakaian saya yang
seperti itu-topi,jeans,dan kaos- saya lebih terlihat tomboy. Padahal saya biasa-biasa saja.
Nah, pada suatu saat saya mengunduh aplikasi hadist bukhari di
play store. Lalu tanpa sengaja saya melihat sebuah hadist yang berbunyi : “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melaknat
laki –laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki”
Naudzubillahimindzaliq..
saya jadi takut sendiri. Gak tahu kenapa, saya berpikiran ingin mengenakan
jilbab. Saya mempunya aplikasi al-qur’an di handphone, saya langsung search
‘jilbab’ dan ketemu! Dalam Sura Al-Ahzab Ayah 59 Allah SWT berfirman : Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak permpuanmu dan isteri isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Dalam kitab al-Qamus, jilbab diartikan sebagai pakaian lebar
sekaligus kerudung yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutupi pakaian dalam.
Dalam kitab al-Munjid jilbab diartikan sebagai baju atau pakaian
yang lebar. Jadi dapat disimpulkan, jilab adalah pakaian longgar yang bisa
menutupi dada dan kepala.
Saat itu saya masih bingung, saya mau pake jilbab atau enggak,
mengingat aktifitas saya yang “mungkin” bisa terganggu Karena jilbab yang nanti
akan saya pakai. Saya membayangkan betapa ribetnya ngedrum sambil pake jilbab
yang panjang, saya membayangkan gimana kalo jilbab yang saya pakai nanti
ketarik waktu main basket. Saya mikir mau pake jilbab atau enggak sampai hampir
seminggu. Dan tanpa sengaja saya membaca postingan di facebook yang mengatakan
bahwa ‘Wanita adalah aurat. Maka ketika
seorang wanita keluar rumah, syaitan akan menyambutnya dengan sangat senang’ Saya sempet kesel. Sampe dalam hati bicara
“Kenapa sampe segitunya, sih?” Dan saya menemukan jawaban yang sangat tepat.
Yaitu : “Karena wanita sangat istimewa di mata Allah SWT, maka wanita dijaga
secara baik-baik. Seperti halnya emas, emas akan disimpan di tempat yang aman, dijaga,
dan sebagainya. Begitupun wanita”
Mengatahui itu, saya sangat bersyukur menjadi seorang muslimah.
Saat itu juga saya memutuskan untuk mengurangi aktifitas saya yang tidak
bermanfaat. Dan saya juga memutuskan untuk berhijab. Saya mengutarakan
keinginan saya untuk berhijab kepada ibu saya. Ibu saya sempat melarang. Alasannya
bermacam-macam “Biarlah nanti kalau sudah dewasa,” lalu “Ketuaan kalo pake
jilbab sekarang”
Saya lalu ingat, waktu saya mengunjungi sebuah blog yang
pengunjungnya dapat bertanya seputar islam. Tanpa sengaja saya menemukan
pertanyaan ‘Bagaimana kalau ibu saya melarang saya memakai jilbab? Saya takut
durhaka kalo gak ikut kata ibu. Lagipula saya masih muda. Saya juga masih gak
merasa terpanggil untuk memakai jilbab’
Lalu sang ustadz
menjawab : ‘Pertama, kalau orang tuamu mengajak kepada perbuatan maksiat,
janganlah kamu mengikutinya. Yakinkan ibumu dan beri tahu beliau secara
baik-baik bahwa berhijab merupakan kewajiban setiap muslimah yang sudah akhil
baligh. Kedua, ajal tidak mengenal muda ataupun tua, bagaimana nanti
pertanggung jawabanmu di akhirat saat kamu belum memakai jilbab ketika hidup di
dunia? Nanti malaikat juga akan bertanya apa yang kamu lakukan di masa mudamu.
Ketiga, tidak usah butuh panggilan untuk memakai jilbab, dari dulu berjilbab
adalah panggilan yang wajib untuk dilaksanakan setiap muslimah’
Saya lalu meyakinkan ibu saya dan akhirnya ibu saya
menyetujuinya walaupun setengah hati. Alhamdulillah, walaupun begitu saya
sangat bersyukur.
Keesokan harinya saya langsung memakai jilbab saat keluar
rumah. Waktu itu saya hendak berangkat les, bapak saya yang mau mengantarkan
saya sempat kaget karena saya pakai jilbab, tapi beliau diam saja. Sampai di
tempat les, beberapa teman saya juga kaget, ada yang bilang “Cie Windy pake
jilbab” dan sebagainya. Alhamdulillah, saya bersyukur, akhirnya saya bisa
melaksanakan kewajiban saya sebagai muslimah.
Dan setelah saya bertanya ke sana-ke mari kepada teman-teman
saya yang memakai jilbab tentang kelebihan berjilbab, kebanyakan dari mereka
mengatakan mereka merasa lebih dihormati sebagai wanita, gak ada lagi lelaki
yang menggoda mereka. Mungkin kaum adam pikir, wanita yang berjilbab bagian
dari menghargai dirinya sendiri, jadi mereka juga segan untuk tidak
menghargainya. Selain itu, jilbab juga melindungi kita dari panasnya sinar
matahari, sehingga kulit kita terlindungi.
Saya berharap, semua muslimah dapat memenuhi salah satu
kewajibannya, yaitu memakai jilbab.
Sekian, syukron jazakumullah khairan katsiran.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Leave a comment please ;-)
Leave a comment please ;-)